bispariwisata.blogspot.com Merupakan Solusi Praktis Sewa Bus Sesuai dengan Kebutuhan Anda

Keunikan Pulau Garam




Keunikan Madura.

          Di Negeri kita Indonesia banyak sekali suku dan adat-istiadat yang berbeda-beda salah satu yang menarik di Jawa Timur terdapat suku Madura di Pulau Madura.  Pulau Madura yang terletak di sebelah timur pulau Jawa, pulau yang terbagi atas 4 Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sampang. Pulau Madura di kelilingi oleh laut sehingga mata pencaharian masyarakat yang di pesisir pantai banyak yang mencari ikan di laut dan kemudian di perjualbelikan di pasar. Selain itu juga untuk bercocok tanam, tetapi tidak banyak yang bisa di taman karena kondisi Madura yang sedikit panas dan tidak begitu subur. Selain tanaman padi, jagung, kacang juga tanaman singkong. Karena kondisi alam yang tidak bagus untuk bertanam masyarakat Madura banyak yang merantau untuk berdagang, baik  berdagang besi bekas maupun berdagang sayuran dan makanan, yang paling banyak tersebar di pulau Jawa, maka dari itu  kita sering menjumpai orang Madura mulai Jakarta sampai Banyuwangi, disamping itu juga banyak orang Madura ke pulau lain sampai ke Jayapura Irian Jaya bukan cumak sekedar itu banyak orang Madura yang rela berjuang membanting tulang ke negeri orang. 

Kita pasti tau orang Madura pada saat kita bertemu biarpun itu pertama kita bertemu, karena dari raut wajah, bahasa yang khas dan nada yang kelihatanya suka membentak (suara keras) tetapi nada bicaranya memang seperti itu sebetulnya orang Madura itu ramah-ramah dan orang Madura terkenal dengan sifatnya yang hemat, rajin dan pekerja keras karena orang Madura mempunyai prinsip “Abental Omba’ asapo’ angin” atau yang diartikan dalam bahan Indonesia mempunyai arti “pakek bantal ombak dan pakek selimut angin” biarpun dalam kondisi ekonomi yang pas pasan orang Madura tetap menyisihkan uang mereka untuk ibadah haji karena orang Madura merupakan penganut agama Islam yang kuat. Di buktikan dengan banyaknya pondok pesantren di pulau Madura dan masyarakat di Madura merupakan orang yang selalu menghormati orang tua, guru dan para ulama’ (para kyai), ciri khas orang Madura bahasanya yang unik, sebetulnya bahasa Madura mempunyai tingkatan dalam penggunaan bahasa sama halnya dengan bahasa jawa seperti ngoko (untuk pergaulan), madya (biasa) dan krama (halus). Bahasa yang paling halus terletak di daerah sebelah timur pulau Madura yaitu Pamekasan dan Sumenep karena kerajaan pertama di Madura berada di Sumenep dengan keraton atau pusat pemerintahan yang berada di Batuputih Sumenep. selain itu yang terkenal dari orang Madura adalah carok dari Madura. 

Carok merupakan pertempuran satu lawan satu yang menggunakan senjata yaitu celurit, pertempuran ini sering di lakukan oleh orang Madura karena untuk membela diri dan untuk mempertahankan kehormatan dirinya, dari pada malu lebih baik mati berkalang dengan tanah itu yang sering mereka katakan. Jika diartikan dalam bahasa Madura “katembheng pote mata, angok pote tolang” atau “dari pada putih mata lebih baik putih tulang”. Filsafah Ini yang sering di pakek orang Madura sampai sekarang. Dan sampai sekarangpun beberapa perkampungan di Madura atau orang laki-lakinya jika kemana mana atau bepergian selalu membawa celurit di pinggangnya. Tetapi untuk daerah perkotaan sudah tidak boleh atau dilarang pemerintah untuk membawa senjata tajam. Carok merupakan tradisi turun temurun yang di lakukan orang Madura, ini merupakan jalan terakhir menyelesaikan masalah jika tidak bisa di selesaikan secara damai. Sebetulnya carok sendiri tujuannya bukan seperti itu, carok mempunyai tujuan yang mulia. Awal mula carok itu yang di lakukan oleh orang Madura yang bernama sakera (sang legenda), untuk membantu ketidakadilan yang dilakukan oleh penjajah Belanda pada masa itu, pada abad ke 18 dan merupakan simbol perlawanan rakyat jelata. Di Madura sendiri carok merupakan kesenian tradisional pada jaman dulu dan nama pementasan di setiap daerah berbeda-beda di Sampang di sebut “Karja”, di Pamekasan di sebut “salabadan” dan di Sumenep di sebut “Pojian”. Pementasan yang di iringi oleh tabuhan yang biasa di sebut dengan “Saronen”, saronen juga biasa di tabuh saat ada acara perlombaan karapan sapi. Kesenian carok menggambarkan kisah-kisah atau tokoh-tokoh Madura seperti Ki Lasep Atau Sakera, dan pertarungan merupakan klimaks di setiap cerita. Dengan adanya tradisi carok yang ada di Madura, orang yang di luar Madura menyebut orang Madura merupakan orang yang kasar yang suka berkelahi. Tetapi tidak semuanya seperti itu.

Celurit Madura
Kita bicara carok tentu tidak ketinggalan dengan senjata yag di pakek yaitu clurit. Clurit, Arit atau Sabit yang mempunyai bentuk hampir sama yaitu menyerupai bulan sabit, tetapi mempunyai kegunaan yang berbeda. Arit atau Sabit biasa digunakan untuk bertani tetapi clurit hanya di gunakan oleh orang Madura untuk carok atau untuk melindungi diri dari tindak kejahatan atau kriminalitas. clurit tidak di perjual belikan bebas di pasaran karena sangat berbahaya dan kalau kita lihat dari bentuk clurit bermacam-macam bentuk tergantung kesukaan setiap orang. Tetapi yang jelas dengan bentuknya yang melengkung menyerupai bulan sabit akan sangat berbahaya jika mengenai tubuh karena dengan sabetan sebuah clurit akan memperparah keadaan dan akan menimbulkan kematian jika terkena kepala, leher atau perut. Maka dari itu clurit tidak di perjualbelikan dengan bebas. Di samping itu juga pembuatan celurit mempunyai ritual khusus sehingga orang tertentu saja yang bisa membuat clurit. 

Keris Madura
Selain clurit yang ada di Madura, di pulau garam ini juga terkenal dengan alat pertempuran pada jaman dulu yaitu keris. Keris Madura terkenal sampai Belanda karena yang mempunyai ciri khas yang berbeda, keris Madura yang terkenal terdapat di Aeng tong tong, Sumenep. Desa ini terkenal dengan sebutan desa pengrajin keris karena pada masa kerajaan Sumenep desa ini dipercayakan untuk membuat keris dan bertahan hingga sekarang, disamping keris mempunyai nilai yang luhur pada masa kerajaan juga memiliki nilai seni keindahan luar bisa. Harga keris yang bervariasi, semakin berkualitas bahan yang di gunakan, semakin lama pengerjaan dan semakin rumit ukiran maka harga semakin mahal. Harga keris mulai dari harga ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah.

Selain tradisi carok di Madura, di Madura juga masih melakukan ritual yang di namakan sumpah pocong jika tidak ingin menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan (carok) solusi yang tepat yang mereka lakukan adalah dengan melakukan sumpah pocong, mungkin kita sering mendengarkan sumpah pocong. Di Madura juga sering melakukan sumpah pocong untuk menyelesaikan suatu masalah jika tidak bisa di selesaikan hukum, misalnya masalah yang sering yaitu masalah santet atau masalah yang lain. Sumpah yang dilakukan di dalam masjid dan di saksikan oleh kyai dan masyarakat setempat dengan bersumpah di atas Al-Quran, sumpah ini biasanya di lakukan untuk pembuktian kebenaran dalam suatu kejadian yang di tuduhkan, jika yang yang bersumpah pocong itu bohong maka akan bisa berakibat buruk baik secara berlahan entah itu penyakit, musibah, kecelakaan maupun sampai kematian yang mendadak. Tetapi jika dalam sumpahnya dia berkata benar tidak bohong, maka tidak akan terjadi apa-apa.

Batik Madura
Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi khususnya bagi bangsa kita yaitu Indonesia. Batik merupakan warisan dari nenek moyang kita yang harus tetap kita lestarikan, setiap batik mempunya corak berbeda-beda di setiap daerah. Perempuan Jawa pada jaman dulu membatik sebagai matapencaharian mereka, di Madura juga terdapat kerajinan yaitu berupa kain batik yang khas, mempunyai corak berbeda jika dibandingkan dengan batik yang terdapat di pulau Jawa. Pembuatan batik Madura masih tradisional sampai sekarang karena masih menjaga tradisi dan peminat batik Madura bukan cumak dari luar pulau Jawa saja tetapi juga dari luar negri karena mempunyai corak warna berani, warna merah yang bisanya digunakan. Juga ada warna lain seperti kuning dan hijau muda. Batik khas Madura yang berwarna merah juga di pekek sebagai “Odheng” atau ikat kepala untuk pakaian baju adat Madura. Baju atau pakaian adat Madura merupakan pakaian adat Jawa Timur, kita sering menjumpai seperti pakaian saat pertunjukan remo, pakaiannya hampir sama. Nama pakaian bagian atas di sebut sebagai Baju Pesa’an dan yang bagian bawah di sebut Celana Gomboran dan di padukan dengan Sarong (Sarung) yang di ikatkan di pinggang dengan penguat mengunakan ikat pinggang atau yang di sebut sabbuk katemang raja / sabbuk katemang kalep yang bahannya terbuat dari kulit sapi yang bisanya berwarna hitam polos. Yang pasti dengan menggunakan kaos belang merah dan putih yang melambangkan kegagahan dari jiwa semangat juang yang gigih untuk melawan musuh dan semangat juang untuk mencari nafkah. 

          Adat perkawinan di Madura masih menggunakan adat lama karena menjadi tradisi turun-temurun yaitu hubungan antar keluarga besar dengan sistem perjodohan di Madura masih berlaku di sana yang menentukan adalah orang tua, jadi sebagai anak perempuan akan mengikuti apa kata orang tua mereka dan di Madura tidak mengenal istilah pacaran, pacaran atau pengenalan di lakukan pada saat setelah terjadinya prosesi lamaran saja. Apa jadinya jika dari pihak perempuan tidak bisa menerima / menolak lamaran dari pihak laki laki?..., tetapi sangat jarang sekali pihak dari perempuan yang menolak. Jika menolak akan bisa berakibat sangat tidak bagus, karena ini bisa di anggap menghina harga diri dari pihak laki-laki, dan yang akan berakibat tidak harmonisnya antara ke dua keluarga, tidak jarang sampai menimbulkan kekerasan yaitu carok antar dua keluarga. Sebetulnya untuk prosesi adat pada saat resepsi pernikahan mempunyai beberapa ketentuan yang harus di ikuti tetapi yang paling menarik dari resepsi pernikahan di samping tempat untuk pengiring atau tamu di pisah antara tamu laki-laki dan perempuan dan pada saat pihak laki-laki datang ke rumah mempelai putri barang yang di bawa oleh pihak pria sangat banyak, mulai perabotan rumah tangga beserta isinya mulai dari tempat tidur, almari, sofa, makanan serta buah buahan yang sangat banyak. Tidak jarang untuk mengangkut perabotannya saja membutuhkan sampai 2 truk untuk mengangkut barang yang di bawa oleh pihak laki-laki. Kadang kadang kita juga sering menjumpai orang Madura menikah di usia muda karena mereka menjunjung tinggi arti sebuah pernikahan, biarpun yang laki-laki tidak bekerja mereka tidak memperdulikan itu karena meraka mempunyai prinsip jika setelah menikah akan menambah rizki antara ke duanya dan menambah kebahagian antara ke dua keluarga besar.

         
Karapan Sapi Madura
Kalau kita bicara Madura pasti tidak akan ketinggalan dengan yang namanya karapan sapi. Karapan sapi merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura, sepasang sapi yang di tengahnya terdapat semacam kereta kayu sebagai pijakan atau tempat joki untuk mengendalikan sapi. Perlombaan yang selalu diadakan secara rutin di Pulau Madura setiap kabupaten di Madura mengadakan sekitar bulan Agustus dan September sedangkan untuk perlombaan semadura bisanya ini diadakan setiap bulan September atau Oktober untuk merebutkan piala bergilir yaitu Piala Presiden, dan sekarang berganti nama menjadi Piala Gubernur. Karapan sapi berawal dari Sumenep dari seorang ulama bernama Syeh Ahmad Baidawi (Seorang Pangeran) yang memperkenalkan cara membajak sawah menggunakan sapi atau orang Madura menyebutnya dengan “Nenggeleh” yaitu sepasang kayu bambu yang di tarik oleh 2 ekor sapi. Pada awalnya Syeh Ahmad Baidawi mengadakan perlombaan karapan sapi untuk memperolah sapi sapi yang kuat untuk membajak sawah. Dan tradisi ini berlangsung sampai sekarang di samping sapi juga untuk membajak sawah juga di ikutkan dalam perlombaan karapan sapi yang selalu diadakan selesai musim panen dilakukan. Yang masih terjadi perdebatan sampai sekarang yaitu tradisi rekeng yaitu tradisi dengan menyambuk sapi dengan menggunakan paku, dan bekas cambukan di olesi dengan spiritus, cabe rawit dan balsem yang mempunyai tujuan supaya sapi yang mau di ikutkkan lomba bisa berlari dengan cepat. Presiden dan gubernur mengintruksikan untuk tidak menggunakan tradisi tersebut karena menyiksa sapi dan menggunakan cara tanpa kekerasan terhadap sapi yaitu pakkopak. Tetapi paguyuban karapan sapi mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep tidak setuju dengan keputusan tersebut, dan masih menggunakan tradisi lama yaitu rekeng karena mereka beralasan tidak ingin menghilangkan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Tetapi bagaimanapun juga kita sebagai warga Indonesia tetap harus menjaga tradisi karapan sapi yang harus tetap di lestarikan sebagai warisan budaya bangsa.
Sapi Sono'
Sapi yang di gunakan untuk karapan sapi haruslah menggunakan sapi jantan. Tetapi untuk sapi betina akan di perlombakan untuk acara yang di sebut sapi sono’ yaitu perlombaan sepasang sapi betina yang berjoget sambil diiringi oleh alunan music, bukan cumak sekedar bisa joget tetapi kecantikan sapi juga akan menambah nilai pada juri.

          Di Madura ada tradisi yang menarik yang di lakukan setiap tahun yaitu telasen topa’ atau lebaran ketupat. Kalau di jawa menyebutnya dengan kupatan, Telasan topa’ di lakukan warga Madura 1 minggu setelah hari raya Idul Fitri dan telasan topa’ ini lebih meriah jika di bandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Di Jawa justru kebalikannya yang lebih ramai terjadi pada hari raya Idul Fitri. Telasen topa’ merupakan tradisi yang dilakukan orang Madura selain kesanak saudara untuk saling bermaaf-maafan juga membawa makanan seperti kutupat, sate, buah-buahan dan makanan lain untuk di berikan kesanak saudara yang di kunjungi. Dan orang Madura lebih sibuk pada telasen topa’ / lebaran ketupat dari pada hari raya Idul Fitri.   

          Pulau  Madura yang di kelilingi oleh pantai, ini yang membuat tempat wisata Madura begitu menarik, pantai-pantai di Madura masih alami / masih asri, sangat sayang kalau kita tidak berkunjung ke pulau Madura disamping pantai juga banyak tempat yang wajib kita kunjungi jika kita ke pulau Madura, di samping tempat menarik juga masyarakat yang ramah tamah yang menyambut kita jika kita ke pulau Madura. Di Madura juga terkenal dengan makanan khasnya yaitu sate Madura, soto Madura, bebek sinjay, bebek cetar membahana, rujak Madura, nasi serpang, topa’, nasi jagung dan  lorju’. Masih banyak makanan khas Madura yang bisa kita temui di pulau garam ini.

          Di Pulau Madura yang juga di kenal dengan sebutan Pulau Garam mempunyai banyak daya tarik bagi wisatawan. Masih banyak yang menarik, makanan serta budaya terpendam yang masih belum diketahui.