Keunikan Madura.
Di
Negeri kita Indonesia banyak sekali suku dan adat-istiadat yang berbeda-beda
salah satu yang menarik di Jawa Timur terdapat suku Madura di Pulau Madura. Pulau
Madura yang terletak di sebelah timur pulau Jawa, pulau yang terbagi atas 4
Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sampang. Pulau Madura di
kelilingi oleh laut sehingga mata pencaharian masyarakat yang di pesisir pantai
banyak yang mencari ikan di laut dan kemudian di perjualbelikan di pasar. Selain
itu juga untuk bercocok tanam, tetapi tidak banyak yang bisa di taman karena
kondisi Madura yang sedikit panas dan tidak begitu subur. Selain tanaman padi,
jagung, kacang juga tanaman singkong. Karena kondisi alam yang tidak bagus
untuk bertanam masyarakat Madura banyak yang merantau untuk berdagang, baik berdagang besi bekas maupun berdagang sayuran
dan makanan, yang paling banyak tersebar di pulau Jawa, maka dari itu kita sering menjumpai orang Madura mulai
Jakarta sampai Banyuwangi, disamping itu juga banyak orang Madura ke pulau lain
sampai ke Jayapura Irian Jaya bukan cumak sekedar itu banyak orang Madura yang
rela berjuang membanting tulang ke negeri orang.
Kita
pasti tau orang Madura pada saat kita bertemu biarpun itu pertama kita bertemu,
karena dari raut wajah, bahasa yang khas dan nada yang kelihatanya suka
membentak (suara keras) tetapi nada bicaranya memang seperti itu sebetulnya
orang Madura itu ramah-ramah dan orang Madura terkenal dengan sifatnya yang
hemat, rajin dan pekerja keras karena orang Madura mempunyai prinsip “Abental Omba’ asapo’ angin” atau yang
diartikan dalam bahan Indonesia mempunyai arti “pakek bantal ombak dan pakek selimut angin” biarpun dalam kondisi
ekonomi yang pas pasan orang Madura tetap menyisihkan uang mereka untuk ibadah
haji karena orang Madura merupakan penganut agama Islam yang kuat. Di buktikan
dengan banyaknya pondok pesantren di pulau Madura dan masyarakat di Madura
merupakan orang yang selalu menghormati orang tua, guru dan para ulama’ (para
kyai), ciri khas orang Madura bahasanya yang unik, sebetulnya bahasa Madura
mempunyai tingkatan dalam penggunaan bahasa sama halnya dengan bahasa jawa
seperti ngoko (untuk pergaulan), madya (biasa) dan krama (halus). Bahasa yang
paling halus terletak di daerah sebelah timur pulau Madura yaitu Pamekasan dan
Sumenep karena kerajaan pertama di Madura berada di Sumenep dengan keraton atau
pusat pemerintahan yang berada di Batuputih Sumenep. selain itu yang terkenal
dari orang Madura adalah carok dari Madura.
Carok
merupakan pertempuran satu lawan satu yang menggunakan senjata yaitu celurit,
pertempuran ini sering di lakukan oleh orang Madura karena untuk membela diri
dan untuk mempertahankan kehormatan dirinya, dari pada malu lebih baik mati
berkalang dengan tanah itu yang sering mereka katakan. Jika diartikan dalam
bahasa Madura “katembheng pote mata,
angok pote tolang” atau “dari pada
putih mata lebih baik putih tulang”. Filsafah Ini yang sering di pakek
orang Madura sampai sekarang. Dan sampai sekarangpun beberapa perkampungan di
Madura atau orang laki-lakinya jika kemana mana atau bepergian selalu membawa
celurit di pinggangnya. Tetapi untuk daerah perkotaan sudah tidak boleh atau
dilarang pemerintah untuk membawa senjata tajam. Carok merupakan tradisi turun
temurun yang di lakukan orang Madura, ini merupakan jalan terakhir
menyelesaikan masalah jika tidak bisa di selesaikan secara damai. Sebetulnya
carok sendiri tujuannya bukan seperti itu, carok mempunyai tujuan yang mulia.
Awal mula carok itu yang di lakukan oleh orang Madura yang bernama sakera (sang
legenda), untuk membantu ketidakadilan yang dilakukan oleh penjajah Belanda
pada masa itu, pada abad ke 18 dan merupakan simbol perlawanan rakyat jelata.
Di Madura sendiri carok merupakan kesenian tradisional pada jaman dulu dan nama
pementasan di setiap daerah berbeda-beda di Sampang di sebut “Karja”, di
Pamekasan di sebut “salabadan” dan di Sumenep di sebut “Pojian”. Pementasan
yang di iringi oleh tabuhan yang biasa di sebut dengan “Saronen”, saronen juga
biasa di tabuh saat ada acara perlombaan karapan sapi. Kesenian carok
menggambarkan kisah-kisah atau tokoh-tokoh Madura seperti Ki Lasep Atau Sakera,
dan pertarungan merupakan klimaks di setiap cerita. Dengan adanya tradisi carok
yang ada di Madura, orang yang di luar Madura menyebut orang Madura merupakan
orang yang kasar yang suka berkelahi. Tetapi tidak semuanya seperti itu.
Celurit Madura |
Kita
bicara carok tentu tidak ketinggalan dengan senjata yag di pakek yaitu clurit.
Clurit, Arit atau Sabit yang mempunyai bentuk hampir sama yaitu menyerupai
bulan sabit, tetapi mempunyai kegunaan yang berbeda. Arit atau Sabit biasa
digunakan untuk bertani tetapi clurit hanya di gunakan oleh orang Madura untuk
carok atau untuk melindungi diri dari tindak kejahatan atau kriminalitas.
clurit tidak di perjual belikan bebas di pasaran karena sangat berbahaya dan
kalau kita lihat dari bentuk clurit bermacam-macam bentuk tergantung kesukaan
setiap orang. Tetapi yang jelas dengan bentuknya yang melengkung menyerupai
bulan sabit akan sangat berbahaya jika mengenai tubuh karena dengan sabetan sebuah
clurit akan memperparah keadaan dan akan menimbulkan kematian jika terkena
kepala, leher atau perut. Maka dari itu clurit tidak di perjualbelikan dengan
bebas. Di samping itu juga pembuatan celurit mempunyai ritual khusus sehingga
orang tertentu saja yang bisa membuat clurit.
Keris Madura |
Selain
clurit yang ada di Madura, di pulau garam ini juga terkenal dengan alat
pertempuran pada jaman dulu yaitu keris. Keris Madura terkenal sampai Belanda
karena yang mempunyai ciri khas yang berbeda, keris Madura yang terkenal
terdapat di Aeng tong tong, Sumenep. Desa ini terkenal dengan sebutan desa
pengrajin keris karena pada masa kerajaan Sumenep desa ini dipercayakan untuk
membuat keris dan bertahan hingga sekarang, disamping keris mempunyai nilai
yang luhur pada masa kerajaan juga memiliki nilai seni keindahan luar bisa. Harga
keris yang bervariasi, semakin berkualitas bahan yang di gunakan, semakin lama
pengerjaan dan semakin rumit ukiran maka harga semakin mahal. Harga keris mulai
dari harga ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Selain
tradisi carok di Madura, di Madura juga masih melakukan ritual yang di namakan
sumpah pocong jika tidak ingin menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan
(carok) solusi yang tepat yang mereka lakukan adalah dengan melakukan sumpah
pocong, mungkin kita sering mendengarkan sumpah pocong. Di Madura juga sering
melakukan sumpah pocong untuk menyelesaikan suatu masalah jika tidak bisa di
selesaikan hukum, misalnya masalah yang sering yaitu masalah santet atau
masalah yang lain. Sumpah yang dilakukan di dalam masjid dan di saksikan oleh
kyai dan masyarakat setempat dengan bersumpah di atas Al-Quran, sumpah ini
biasanya di lakukan untuk pembuktian kebenaran dalam suatu kejadian yang di
tuduhkan, jika yang yang bersumpah pocong itu bohong maka akan bisa berakibat
buruk baik secara berlahan entah itu penyakit, musibah, kecelakaan maupun
sampai kematian yang mendadak. Tetapi jika dalam sumpahnya dia berkata benar
tidak bohong, maka tidak akan terjadi apa-apa.
Batik Madura |
Batik
merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi khususnya bagi
bangsa kita yaitu Indonesia. Batik merupakan warisan dari nenek moyang kita
yang harus tetap kita lestarikan, setiap batik mempunya corak berbeda-beda di
setiap daerah. Perempuan Jawa pada jaman dulu membatik sebagai matapencaharian
mereka, di Madura juga terdapat kerajinan yaitu berupa kain batik yang khas,
mempunyai corak berbeda jika dibandingkan dengan batik yang terdapat di pulau
Jawa. Pembuatan batik Madura masih tradisional sampai sekarang karena masih
menjaga tradisi dan peminat batik Madura bukan cumak dari luar pulau Jawa saja
tetapi juga dari luar negri karena mempunyai corak warna berani, warna merah
yang bisanya digunakan. Juga ada warna lain seperti kuning dan hijau muda.
Batik khas Madura yang berwarna merah juga di pekek sebagai “Odheng” atau ikat
kepala untuk pakaian baju adat Madura. Baju atau pakaian adat Madura merupakan
pakaian adat Jawa Timur, kita sering menjumpai seperti pakaian saat pertunjukan
remo, pakaiannya hampir sama. Nama pakaian bagian atas di sebut sebagai Baju Pesa’an dan yang bagian bawah di
sebut Celana Gomboran dan di padukan
dengan Sarong (Sarung) yang di ikatkan
di pinggang dengan penguat mengunakan ikat pinggang atau yang di sebut sabbuk katemang raja / sabbuk katemang kalep
yang bahannya terbuat dari kulit sapi yang bisanya berwarna hitam polos.
Yang pasti dengan menggunakan kaos belang merah dan putih yang melambangkan
kegagahan dari jiwa semangat juang yang gigih untuk melawan musuh dan semangat
juang untuk mencari nafkah.
Adat perkawinan di Madura masih
menggunakan adat lama karena menjadi tradisi turun-temurun yaitu hubungan antar
keluarga besar dengan sistem perjodohan di Madura masih berlaku di sana yang
menentukan adalah orang tua, jadi sebagai anak perempuan akan mengikuti apa
kata orang tua mereka dan di Madura tidak mengenal istilah pacaran, pacaran
atau pengenalan di lakukan pada saat setelah terjadinya prosesi lamaran saja.
Apa jadinya jika dari pihak perempuan tidak bisa menerima / menolak lamaran
dari pihak laki laki?..., tetapi sangat jarang sekali pihak dari perempuan yang
menolak. Jika menolak akan bisa berakibat sangat tidak bagus, karena ini bisa
di anggap menghina harga diri dari pihak laki-laki, dan yang akan berakibat tidak
harmonisnya antara ke dua keluarga, tidak jarang sampai menimbulkan kekerasan
yaitu carok antar dua keluarga. Sebetulnya untuk prosesi adat pada saat resepsi
pernikahan mempunyai beberapa ketentuan yang harus di ikuti tetapi yang paling
menarik dari resepsi pernikahan di samping tempat untuk pengiring atau tamu di
pisah antara tamu laki-laki dan perempuan dan pada saat pihak laki-laki datang
ke rumah mempelai putri barang yang di bawa oleh pihak pria sangat banyak,
mulai perabotan rumah tangga beserta isinya mulai dari tempat tidur, almari,
sofa, makanan serta buah buahan yang sangat banyak. Tidak jarang untuk
mengangkut perabotannya saja membutuhkan sampai 2 truk untuk mengangkut barang
yang di bawa oleh pihak laki-laki. Kadang kadang kita juga sering menjumpai
orang Madura menikah di usia muda karena mereka menjunjung tinggi arti sebuah
pernikahan, biarpun yang laki-laki tidak bekerja mereka tidak memperdulikan itu
karena meraka mempunyai prinsip jika setelah menikah akan menambah rizki antara
ke duanya dan menambah kebahagian antara ke dua keluarga besar.
Karapan Sapi Madura |
Sapi Sono' |
Di Madura ada tradisi yang menarik
yang di lakukan setiap tahun yaitu telasen
topa’ atau lebaran ketupat. Kalau
di jawa menyebutnya dengan kupatan, Telasan topa’ di lakukan warga Madura 1
minggu setelah hari raya Idul Fitri dan telasan topa’ ini lebih meriah jika di
bandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Di Jawa justru kebalikannya yang lebih
ramai terjadi pada hari raya Idul Fitri. Telasen
topa’ merupakan tradisi yang dilakukan orang Madura selain kesanak saudara
untuk saling bermaaf-maafan juga membawa makanan seperti kutupat, sate,
buah-buahan dan makanan lain untuk di berikan kesanak saudara yang di kunjungi.
Dan orang Madura lebih sibuk pada telasen
topa’ / lebaran ketupat dari pada
hari raya Idul Fitri.
Pulau
Madura yang di kelilingi oleh pantai, ini yang membuat tempat wisata
Madura begitu menarik, pantai-pantai di Madura masih alami
/ masih asri, sangat sayang kalau kita tidak berkunjung ke pulau Madura
disamping pantai juga banyak tempat yang wajib kita kunjungi jika kita ke pulau
Madura, di samping tempat menarik juga masyarakat yang ramah tamah yang
menyambut kita jika kita ke pulau Madura. Di Madura juga terkenal dengan
makanan khasnya yaitu sate Madura, soto Madura, bebek sinjay, bebek cetar
membahana, rujak Madura, nasi serpang, topa’, nasi jagung dan lorju’. Masih banyak makanan khas Madura yang
bisa kita temui di pulau garam ini.
Di Pulau Madura yang juga di kenal
dengan sebutan Pulau Garam mempunyai banyak daya tarik bagi wisatawan. Masih
banyak yang menarik, makanan serta budaya terpendam yang masih belum diketahui.