Asyiknya
wisata ke Bangkalan
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di sisi sebelah barat dari pulau Madura. Arti Bangkalan berasal dari
kata “Bangkah” dan “La’an”, yang mempunyai arti “Mati Sudah”. Karena istilah
ini di ambil dari cerita legenda tewasnya pemberontakan KI Lesap di Madura
Barat.
Pada Logo atau lambang Bangkalan terdapat semboyan atau
sesanti “Cipta Indra Cakti Dharma” yang mempunyai arti “Segala
karya manusia hanya dapat terwujud dengan baik apabila mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa”.
Secara Geografis Kabupaten Bangkalan di apit oleh selat
Madura dan laut Jawa sedangkan mata pencaharian masyarakat selain bertani,
membuat garam juga pergi ke laut untuk mencari ikan, disamping itu masyarakat
Bangkalan yang ramah akan menyambut dengan hangat jika kita berkunjung ke Bangkalan
atau berwisata ke Bangkalan.
Sekarang Bangkalan terkenal dengan makanan khas yaitu bebek
sinjay. Madura di kenal dengan Batik Madura dan Karapan
Sapi, karapan sapi selalu menjadi agenda rutinan di setiap kabupaten di
Madura. Karapan sapi merupakan icon dari Madura, kalau bicara karapan sapi
pasti akan teringat Madura.
Di Bangkalan selain kita bisa menikmati makanan khas
Madura, kita juga bisa menikmati berbagai tempat wisata di bangkalan antara
lain :
1.
Pelabuhan
Kamal.
Arena Bermain di Atas Kapal Ferry |
Pelabuhan
Kamal di bagi menjadi 2 bagian yaitu pelabuahan kamal barat dan pelabuhan kamal
timur, tetapi semenjak beroprasinya jembatan suramadu pada 10 juni 2009 lalu,
manager PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Bp Wildan Jazuli
mengurangi jumlah kapal yang beroperasi dan dermaga kamal timur sudah tidak di
fungsikan lagi atau tidak beroperasi lagi. Sekarang pelabuhan penyeberangan
terpusat di kamal barat.
Berwisata menikmati keindahan laut
sambil naik kapal ferry yang di gunakan untuk menyeberang dari ujung Sby ke
kamal Bangkalan akan terasa sangat menyenangkan karena kapal ferry sekarang
sudah mempunyai fasilitas bagus, di samping tempat duduk yang nyaman sambil
menikmati live music (Orgen), di kapal juga tersedia arena bermain untuk
anak-anak. Waku yang di butuhkan untuk kita sampai di kamal sekitar 20 menit.
Sesampainya di pelabuhan kamal kita bisa
menikmati keindahan alam dan hawa yang sejuk dan segar karena hembusan angin
yang berasal dari laut, apalagi kalau di pelabuhan kamal saat pagi hari.
2.
Pantai
Sambilangan dan Mercusuar.
Mercusuar dan Pantai Sambilangan |
Untuk menuju pantai sambilangan tidak
membutuhkan waktu lama karena jarak dari kota Bangkalan ke desa Sambilangan
hanya 7 km ke arah selatan. Disini merupakan tempat asri dan nyaman untuk ke
pantai apalagi kalau anda datang pada sore hari dan naik ke atas mercusuar
karena akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa menariknya, perubahan langit
yang di ikuti dengan tenggelamnya matahari. Bangunan yang sangat tua tetapi
tetap kokoh berdiri tegap menjulang ke langit karena mercusuar ini didirikan
pada masa pemerintahan Hindia Belanda abad ke 18, pada tahun 1879 dan di buka
oleh zw Willem III dengan ketinggian 90 meter dan 17 Lantai. Pada saat anda di
atas mercusuar di samping bisa melihat areal persawahan yang luas juga bisa
meihat hamparan laut dengan aktifitas para nelayan dan kapal-kapal besar yang
berlayar di selat Madura. Dulunya mercusuar sambilangan merupakan menara
sebagai navigasi kapal laut untuk mengontrol jalur selat Madura pada
pemerintahan Hindia Belanda.
3.
Pantai
Rongkang
Pantai Rongkang / Pantai Karang |
4.
Makam
KH Muhammad Kholil (Pesarean Syaichona Kholil).
Masjid Syaichona Kholil |
5.
Makam
Sultan Abdul Kadirun.
Masjid Agung Bangkalan |
Setiap hari banyak sekali para peziarah
yang datang apalagi pada bulan Ramadhan. Batu nisan di buat megah dan juga
bangunan di bangun sarat akan perjuangan pada masa itu dengan ukiran motif
bunga.
6.
Museum
Cakraningrat.
Pintu Masuk Museum Bangkalan |
o
Perlengkapan
dapur yaitu alat memasak yang terbuat dari lempung atau tanah liat, piring yang
terbuat dari keramik yang mempunyai beragam motif.
o
Miniatur
rumah tradisional pada masa dulu, anda bisa melihat bentuk rumah di Madura
jaman dulu dan alat penerangan yang di gunakan pada masa kerajaan.
o
Peralatan
kecantikan untuk berhias serta tempat duduk yang di gunakan Raja terbuat dari
kayu berukir.
o
Peralatan
perang seperti meriam dan pelurunya, tombak dan tameng serta senapan laras
panjang yang di gunakan para barisan cakra Bangkalan.
o
Alat
transportasi yang di gunakan para raja seperti kereta kuda atau tandu.
o
Serta
alat kesenian.
Dan masih banyak lagi yang lain yang
bisa kita nikmati pada saat kita berkunjung ke Museum Cakraningrat Bangkalan,
Madura.
7.
Makam
Aer Mata Ebuh Arosbaya (air mata ibu).
Pintu Masuk ke Makam Aer Mata |
Ratu Ibu adalah seorang wanita bernama Syarifah Ambami, beliau merupakan
keturunan Sunan Giri Gresik yang ke 5, yang di persunting oleh Raden Praseno atau Pangeran
Tjakraningrat I yang merupakan anak angkat dari Sultan Agung Mataram. Madura
dikusai Kerajaan Mataram sejak Tahun 1624 dan sejak saat itu Sultan Agung Mataram
Meminta Pangeran Tjakraningrat I untuk memerintah Madura secara keseluruhan.
Raja Tjakraningrat I yang terkenal
dengan kepiawaiannya dalam memimpin. Sehingga Sultan Agung Mataram masih
membutuhkan jasa Raja Tjakraningrat I untuk membantu Sultan Agung membangun
Mataram di Kerajaan Mataram. Perasaan sedih dan gelisah menyelimuti Ratu Ibu
karena sering di tinggal oleh sang suami, kemudian Ratu Ibu memutuskan untuk
menyendiri di tempat yang sepi (bertapa). Pada saat Ratu Ibu pertapa, beliau
memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk ke tujuh turunannya menjadi penguasa
pemerintahan di Pulau Madura. Setelah merasa cukup maka Ratu Ibu kembali ke
Kraton (yang terletak di Sampang).
Selang beberapa Tahun Raja Tjakraningrat
I datang dari Mataram, Ratu Ibu sangat senang karena kepulangan suaminya dan
Ratu Ibu menceritakan kalau dirinya sudah bertapa dan meminta kepada Yang Maha
Kuasa supaya tujuh turunannya menjadi pemimpin di Madura. Setelah mendengar
cerita itu Raja Tjakraningrat I bukannya malah senang tetapi beliau marah
karena hanya meminta untuk tujuh turunan saja. Setelah itu Raja Tjakraningrat I
kembali ke Mataram. Ratu Ibu sedih dan merasa bersalah akhirnya beliau
memutuskan untuk kembali bertapa di desa Buduran Arosbaya, Ratu Ibu terus
menerus menangis dan air mata yang keluar membanjiri tempat pertapaan Ratu Ibu,
dan akhirnya beliau di kebumikan di tempat beliau bertapa. Dan tempat pertapaan
Ratu Ibu di desa Buduran sampai sekarang di kenal dengan nama Aer Mata / Air
mata.
Di bawah makam Ratu Ibu terdapat sumber
air dan di yakini oleh masyarakat sekitar sebagai sumber air yang membawa
berkah dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sumber air ini tidak
pernah kering biarpun pada musim kemarau.
Selain para peziarah ke makam saikhona
Kholil, para peziarah tidak akan melewatkan untuk berziarah ke Aer Mata Ibu.
Anda bisa berlama-lama di sini karena tempat yang nyaman dan sejuk. Para
peziarah yang datang bukan cuman dari luar pulau Madura saja tetapi juga ada
yang dari Belanda.
8.
Bukit
Geger.
Bukit Geger Bangkalan |
-
Goa
Petapan (Gua untuk bertapa)
-
Goa
Putre ( Gua Putri)
-
Goa
Planangan (Gua Laki-laki)
-
Goa
Pancong Pote (Gua Pancung Putih)
-
Goa
Olar (Gua Ular).
Bukit
geger di yakini oleh masyarakat merupakan asal mula kehidupan di pulau Madura,
manusia pertama di Pulau Madura yaitu Patih Pranggulan dari kerajaan Medang
bersama istrinya yaitu Dewi Ratna Rorogung. Pada saat Dewi Ratna Rorogung hamil
dan mereka mengarungi laut terdampar di tempat sekarang namanya Planggiran
(tumpukan batu karang) di Bukit Geger.
9.
Pantai
Siring Kemuning.
Pantai Siring Kemuning |
Dan
masih banyak sekali tempat yang menarik di Bangkalan yang akan membuat kita
terpesona, baik dari wisata religi maupun wisata alam. bispariwisata.blogspot.com akan membantu anda memberikan solusi masalah bus
dan masalah paket wisata di Pulau Madura baik secara perorangan maupun
berkelompok (rombongan). Percayakan perjalanan wisata kepada kami karena kami
akan memberikan harga dan pelayanan yang terbaik.